Pertolongan Anak Tenggelam, 5 LANGKAH YANG BENAR.

 

 

 
 
 
 
 
 
 
 

Badan Kesehatan Sedunia (WHO) melaporkan kematian akibat tenggelam termasuk dalam 10 penyebab utama kematian anak dan remaja. Data yang dirilis WHO di 2014 menunjukkan lebih dari setengah angka kematian akibat tenggelam menimpa mereka di bawah usia 25 tahun, dengan kasus terbanyak pada anak di bawah 5 tahun.

 

9 

Kewaspadaan esktra dibutuhkan saat beraktivitas di air, terutama yang melibatkan anak. Pada ketinggian air 5 cm sekali pun, balita dapat berisiko tenggelam. Sekilas, anak dapat terlihat seperti sedang bercanda dan bermain air saat sesungguhnya nyaris tenggelam. Saat tenggelam, korban tidak dapat bersuara sehingga tidak disadari oleh orang-orang di sekitarnya.

Cegah situasi yang menimbulkan risiko tenggelam dengan mempelajari dan mengikuti prinsip keselamatan di air. Tak kalah penting, pelajari teknik pertolongan pertama kegawatdaruratan pada anak dan bayi agar kita dapat bertindak dengan tepat saat dibutuhkan.

 

Jika anak tenggelam, apa yang harus Anda lakukan?

Ingat prinsip DRCAB.

  1. Danger (Bahaya)—Sebelum menolong, pastikan tidak ada risiko bahaya di sekitar Anda dan korban, semisal aliran listrik, dsb.

     

  2. Response (Respon)--Dalam situasi aman, cek respon korban. Panggil dan tepuk pundaknya untuk memeriksa kesadaran. Cek napasnya. Apabila dada korban tidak terlihat bergerak, segera panggil bantuan medis dan tetaplah tenang. Jika korban merespon atau kembali sadar, segera miringkan tubuh korban agar air keluar dari jalan napas dengan sendirinya.

     

  3. Compression (Kompresi)—Jika korban dipastikan tidak bernafas/dada tidak terlihat bergerak, lakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) atau dalam bahasa Inggris disebut CPR (Cardiopulmonary Resuscitation). Kondisikan korban di tempat aman dengan permukaan yang datar. Beri 30 kali kompresi dada dengan kedalaman sekitar 4 cm. Usahakan laju kompresi 100 kali per menit. PENTING: Hanya lakukan bila Anda menguasai Teknik RJP untuk Anak dan Bayi. 

    Hubungi International SOS untuk informasi mengenai First Aid Training.

     

  4. Airway (Jalan Napas)—setelah melakukan kompresi, buka jalan napas korban dengan metode head-tilt-chin-lift (tengadahkan kepala, naikkan dagu). Caranya adalah dengan meletakkan tangan di dahi korban sembari mengangkat dagu korban ke atas hingga mulutnya terbuka.

     

  5. Breathing (Bernapas)—jika masih belum ada tanda-tanda napas mau pun respon dari korban, lanjutkan dengan pemberian napas bantuan. Pastikan Anda menggunakan alat pelindung diri seperti CPR Face Shield atau masker RJP sebelum memberi napas bantuan. Jepit hidung korban, tempelkan mulut serapat mungkin pada mulut korban dan tiupkan napas bantuan sebanyak 2 kali. Ulangi kompresi dada 30 kali dan napas bantuan 2 kali.

 

Jika terdapat mesin AED (Automated External Defibrillator) di lokasi, segera gunakan untuk pertolongan lebih lanjut, sampai korban merespon, atau bantuan medis tiba.

 

 

Catatan: Artikel ini dibuat untuk keperluan edukasi dan tidak menggantikan saran medis profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran berkenaan dengan topik pembahasan di atas, silakan berkonsultasi dengan tenaga medis profesional.